Mengasihi & Peduli Terhadap Sesama
Cerita tentang Orang Samaria yang Baik Hati adalah salah satu perumpamaan yang terkenal dalam Injil, khususnya dalam Injil Lukas. Cerita ini sering digunakan untuk mengajarkan tentang kasih dan kepedulian terhadap sesama, tanpa memandang latar belakang atau status sosial.
Orang Samaria Yang Baik Hati – YouTube
Latar Belakang
Cerita ini dimulai dengan seorang ahli hukum yang bertanya kepada Yesus tentang cara untuk memperoleh hidup kekal. Untuk menguji Yesus, ahli hukum tersebut bertanya, “Siapakah sesamaku?”
Perumpamaan
- Sebuah Kisah:
- Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang seorang pria yang sedang dalam perjalanan dari kota Yerusalem ke kota Yerikho. Di tengah jalan, dia diserang oleh perampok, dipukul, dan ditinggalkan hampir mati.
- Respon Orang Lewat:
- Seorang Imam: Imam lewat di jalan yang sama, melihat orang yang terluka tersebut, tetapi dia memilih untuk tidak berhenti dan melanjutkan perjalanannya di sisi jalan yang lain.
- Seorang Lewi: Kemudian, seorang Lewi (orang dari suku Lewi yang bertugas di rumah Tuhan) juga lewat. Dia juga melihat orang yang terluka dan, seperti imam sebelumnya, memilih untuk tidak membantu.
- Kedatangan Orang Samaria:
- Seorang Samaria: Kemudian, seorang Samaria (yang dalam konteks budaya Yahudi saat itu dianggap sebagai orang yang terasing atau bahkan dipandang rendah) lewat. Berbeda dari imam dan Lewi, orang Samaria ini tergerak oleh belas kasih. Dia menghampiri orang yang terluka, membersihkan luka-lukanya dengan minyak dan anggur, dan membawanya ke sebuah penginapan untuk dirawat lebih lanjut. Dia bahkan memberikan uang kepada pemilik penginapan dan berjanji akan membayar lebih jika diperlukan ketika dia kembali.
Pesan Yesus
Yesus menutup cerita ini dengan bertanya kepada ahli hukum, “Menurut pendapatmu, siapakah yang dianggap sebagai sesama dari orang yang jatuh ke tangan perampok itu?”
Ahli hukum menjawab, “Orang yang menunjukkan belas kasih kepadanya.”
Yesus kemudian berkata, “Pergilah dan perbuatlah demikian.”
Aplikasi Dalam Kehidupan
Kepedulian Tanpa Batas: Perumpamaan ini mengajarkan bahwa kasih dan kepedulian seharusnya tidak terbatas pada kelompok sosial atau ras tertentu. Orang Samaria, yang dianggap rendah dalam pandangan orang Yahudi pada waktu itu, menunjukkan kepedulian yang lebih besar daripada seorang imam atau Lewi yang seharusnya menjadi teladan dalam kebaikan.
Kasih Universal: Cerita ini menekankan bahwa siapa pun bisa menjadi “sesama” kita dan kita seharusnya menunjukkan kasih kepada semua orang, terlepas dari latar belakang mereka.
Tindakan Kasih: Pesan utama dari perumpamaan ini adalah bahwa tindakan nyata dari kasih dan belas kasih jauh lebih penting daripada sekadar penampilan atau status sosial.
Kita adalah anak-anak Allah, oleh sebab itu mengasihi sesama adalah bagian hidup kita
Ayat renungan: Yakobus 4:8
“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.”
Pertanyaan Refleksi
- Kapan momen paling baik untuk berbuat baik ?
- Kepada siapakah kita harus berbuat baik ?
Penulis: Wahyudi, S.Th.
Materi Mengasihi & Peduli Terhadap Sesama oleh Wahyudi